Pengajian Tentang Panggilan Haji Sebagai Ibadah Berdimensi Individual Dan Ibadah Sosial
Pengajian rutin keluarga besar Civitas Akademika Universitas Medan Area yang dilaksanakan di Masjid Taqwa Kampus I pada Sabtu 27 April 2024 dihadiri dosen dan pegawai di lingkungan Universitas Medan Area.
Pengajian ini di hadiri oleh Para Wakil Rektor, Para Dekanat, serta para Fungsionaris Fakultas, Lembaga, Biro dan Pusat di Universitas Medan Area.
Antusias seluruh civitas akademika Universitas Medan Area dalam menghadiri kegiatan pengajian rutin setiap bulannya guna untuk menambah pengetahuan dalam ilmu agama serta bermuasabah diri dalam mendalami ilmu yang disampaikan oleh narasumber yang dihadirkan.
Penceramah pada pengajian ini adalah Bapak Ustadz Dr. H.M. Yakub Amin, MA materi yang disampaikan adalah “Panggilan Haji sebagai Ibadah Berdimensi Individual dan Ibadah Sosial”.
Dalam kegiatan tersebut, Rektor Universitas Medan Area Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng., M.Sc dalam sambutannya Hari ini, kita berkumpul untuk menggali lebih dalam makna dari panggilan suci, panggilan haji. Haji bukanlah sekadar perjalanan fisik ke tanah suci, tetapi ia adalah perjalanan spiritual yang membentang dari hati kita menuju keagungan Allah SWT.
Panggilan haji merupakan ibadah yang memiliki dimensi individual yang sangat kuat. Saat seorang hamba memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan ibadah haji, ia memasuki ruang-ruang kebersihan hati yang jarang terjamah. Ia belajar arti dari pengorbanan, ketabahan, dan kesabaran. Dalam setiap langkahnya, ia mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperkuat keimanan dan ketakwaannya.
Namun, janganlah kita lupa bahwa haji juga memiliki dimensi sosial yang tak kalah pentingnya. Setiap tahun, jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di tanah suci untuk menjalankan ibadah haji. Mereka datang dengan latar belakang yang berbeda-beda, namun bersatu dalam kebersamaan sebagai hamba yang taat kepada Allah SWT.
Adapun ceramah dari Ustadz Abdil Muhadir Ritonga, MA mengatakan Haji merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki dimensi individual dan sosial yang sangat penting. Ibadah ini tidak hanya berhubungan dengan hubungan pribadi manusia dengan Tuhannya, tetapi juga memiliki dampak sosial yang besar dalam masyarakat Muslim. Mari kita telaah lebih lanjut tentang dimensi individual dan sosial dari panggilan haji:
1. Ibadah Berdimensi Individual:
- Haji adalah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial untuk melaksanakannya. Ini merupakan perjalanan spiritual yang mendalam bagi individu.
- Saat seseorang menjalankan ibadah haji, ia memasuki tahapan-tahapan yang menguji kesabaran, ketabahan, dan ketulusan hati. Dalam proses ini, hubungan antara hamba dan Tuhannya diperkuat, memperdalam keimanan dan ketaqwaan.
- Setiap ritual dalam haji memiliki makna dan simbolisme tersendiri yang mengajarkan nilai-nilai kebersyukuran, pengorbanan, dan ketaatan kepada Allah SWT.
2. Ibadah Berdimensi Sosial:
- Selain menjadi ibadah personal, haji juga memiliki dimensi sosial yang sangat kuat. Setiap tahun, jutaan Muslim dari berbagai negara berkumpul di tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji.
- Kehadiran jutaan jamaah haji dari seluruh penjuru dunia menciptakan kesempatan unik untuk memperkuat solidaritas, persatuan, dan kerukunan antar umat Islam.
- Selama menjalankan ibadah haji, jamaah belajar untuk saling menghormati, tolong-menolong, dan bekerja sama demi menyelesaikan tugas-tugas ibadah dengan baik.
- Ibadah haji juga mengajarkan pentingnya persamaan di hadapan Allah SWT. Di hadapan-Nya, tidak ada perbedaan status sosial, ekonomi, atau etnis. Semua manusia bersaudara dan setara di hadapan-Nya.
Dalam rangka memahami panggilan haji sebagai ibadah berdimensi individual dan sosial, marilah kita tingkatkan pemahaman dan pelaksanaan ibadah kita. Mari kita jadikan haji sebagai momentum untuk memperbaiki diri secara personal dan berkontribusi positif dalam membangun kebersamaan dan harmoni dalam masyarakat.