BSSN Ungkap Motif Pelaku Bocorkan Data JDIH
Badan Siber serta Sandi Negara (BSSN) mengungkap motif pelaku yang diduga membocorkan data situs Jaringan Dokumentasi serta informasi aturan (JDIH) ke internet, Senin (31/1) kemarin. dari BSSN moti pelaku adalah buat menunjukkan eksistensinya. dari Juru Bicara BSSN, Anton Setyawan, data itu kemungkinan diperoleh pelaku ancaman (threat actor) semenjak 14 Maret 2021 dan dirilis di tahun berikutnya.
“Dipublikasikan pada lembaga deep web pada tanggal 31 Januari 2022 dengan motivasi diperkirakan buat menunjukkan keberadaan pelaku ancaman,” istilah Anton pada warta resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (2/1). JDIH artinya sistem informasi Jaringan Dokumen serta info hukum yang bisa diakses publik.
Sementara itu, deep web merupakan situs internet tersembunyi yang tidak terindeks di mesin pencarian seperti Google, Firefox, serta Bing. Data yang terdapat pada lembaga deep web, menurut Anton, mencakup artikel, dokumen hukum, hukum, dokumentasi kegiatan, sebagai bahan pengenalan serta beberapa data lain. Sistem ini merupakan sistem usang yang sedang dalam proses pembaharuan. Meski demikian insiden kebocoran itu tidak banyak berdampak pada sektor bisnis BSSN ataupun data lain.
“Peristiwa ini tidak berpengaruh terhadap proses bisnis di BSSN. Adapun data lainnya tidak terdampak dampak kejadian ini. ” istilah beliau. di internal BSSN, insiden kobocoran data itu dilaporkan tim cyber threat intelligence (CTI) dari Direktorat Operasi Keamanan Siber.
Laporan tadi diterima BSSN-CSIRT buat lalu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Menanggapi pembobolan data itu, BSSN mengambil sejumlah langkah yakni melaksanakan proses respons dan pemulihan dan mencegah dampak lanjutan, dan melakukan penelusuran terhadap akun pelaku kejahatan.
Baca Juga :